Polda Metro Jaya masih menunggu hasil penyelidikan Puslabfor Polri terkait dugaan bom yang terkubur dan meledak di Kelurahan Guntur, Setiabudi, Jakarta Selatan, Rabu (18/10/2023).
Diketahui, akibat insiden ini seorang pekerja tewas dan tiga orang lainnya terluka. Saat ini, korban luka masih menjalani perawatan medis di puskesmas.
“Jadi sementara (jenis bom yang meledak) belum kita simpulkan,” ujar Dirkrimum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi kepada wartawan, Kamis (19/10/2023).
“Nanti secara bersamaan, baik itu kesimpulan dari kedokteran forensik, laboratorium forensik, kemudian Jibom akan diskusi di sini, berkolaborasi untuk menyimpulkan apakah jenis bom yang kita temukan ini,” sambungnya.
Selain itu, Hengki mengungkapkan, sejauh ini polisi juga tengah melakukan autopsi terhadap jasd korban tewas. Hal ini untuk mencari temuan lain dalam tubuhnya yang disebabkan oleh ledakan tersebut.
“Benda ini yang sedang kita teliti seperti apa dan nanti akan disampaikan. Berkolaborasi untuk menyimpulkan apakah jenis bom yang kita temukan ini. Jadi kami belum bisa simpulkan,” tuturnya.
Diberitakan sebelumnya, polisi mengklarifikasi sumber ledakan di rumah yang berlokasi di Jalan Prahu, Kelurahan Guntur, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan, bukan berasal dari septic tank.
“Bukan septic tank, berdasarkan keterangan para saksi untuk membangun pondasi rumah,” ujar Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi kepada wartawan, Rabu (18/10/2023).
Berdasarkan keterangan saksi-saksi di lokasi kejadian, Ade menjelaskan ledakan berawal saat korban selesai istirahan dan kembali menggali pondasi. Saat menggali tersebut, korban menemukan benda aneh.
“Saat menggali korban menemukan benda berwarna terang seperti putih. Kemudian berdasarkan keterangan saksi korban memukul benda tersebut dan akhirnya menimbulkan ledakan,” tuturnya.
“Kemudian korban A ini kami temukan meninggal dunia di tanah galian yang mereka kerjakan,” imbuhnya.