Kami ingin mengingatkan dan memberikan himbauan penting kepada seluruh masyarakat terkait dengan peningkatan tindak kejahatan penipuan yang menggunakan modus surat ETLE (Electronic Traffic Law Enforcement) palsu. Surat ETLE palsu merupakan salah satu bentuk penipuan yang merugikan masyarakat dan dapat mengganggu ketertiban umum. Oleh karena itu, kami mengajak semua pihak untuk berhati-hati dan waspada terhadap modus penipuan ini.
Direskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi Mengatakan kami berkolaborasi dengan Pus Pom Angkatan Darat untuk mengungkap jaringan peredaran Senjata api ilegal yang menggunakan identitas palsu artinya disini memasukan kartu anggota dan kartukartu identitas yang lain termasuk kartu senjata api mengatasnamakan pejabat angkatan darat maupun Kementerian Pertahanan.
Di tempat yang sama Mayjen TNI Eka Wijaya mengatakan pertama itu adalah mengatasnamakan instansi kami puspomad dan kami temukan bukti bahwa dokumen yang disebarkan luas dalam hal jual beli senjata api ini adalah dokumen palsu dan kami temukan wa dalam grup mereka ini terjadi transaksi persoalan jual beli senjata api dan itu kami temukan 14 pucuk senjata api kemudian 8 pucuk softgun secara keseluruhan barang bukti yang sudah ada ini itu tidak satupun yang terdata dan ada di tinggalkan yang berjaya ini adalah senjata api ilegal
Dalam peraturan tersebut mengatur mengenai kepemilikan Senjata Api bagi masyarakat sipil, namun ada beberapa persyaratan khusus yang harus dipenuhi dan dijalani, sehingga tak semua masyarakat sipil boleh memiliki dan atau menggunakan Senjata Api tanpa izin.
Diantaranya ialah jenis Senjata Api yang diperbolehkan sesuai dengan peraturan, meskipun begitu syarat dan ketentuan kepemilikan tetap harus diperhatikan.
Seseorang yang dengan sengaja melakukan tindakan tersebut Menurut UU No.12 tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual yang mengatur mengenai tindak pelecehan seksual secara non fisik yang ditujukan terhadap tubuh, keinginan seksual dan atau merendahkan harkat dan martabat seseorang dapat diancam pidana 9 bulan dan atau pidana denda paling banyak Rp 10 Juta rupiah.
Pelaku yang berpura-pura menjdi Anggota TNI ini juga tak segan untuk menjual senjatanya melalui Marketplace dan juga Social Media.
Bukan hanya itu saja, melainkan pelaku juga meyakinkan para pembelinya dengan cukup meyakinkan, yaitu dengan memberikan pelatihan menembak, bela diri, bahkan sampai pemalsuan surat-surat Senjata Api.
