Polda Metro Selidiki Polisi Tewas di Polres Kepulauan Seribu

Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro dan petugas bidang identifikasi serta kedokteran forensik menyelidiki tewasnya anggota polisi diduga berinisial Aipda I di Kantor Perwakilan Polres Metro Kepulauan Seribu, Selasa (31/1/2023).

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi dan rombongan petugas kepolisian membawa keluar membawa sejumlah barang-barang dalam kantong plastik dari kantor perwakilan Polres Metro Kepulauan Seribu di Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara.

Barang-barang itu diduga berkaitan dengan tewasnya korban. Kemudian sekitar pukul 13.40 WIB, dari dalam Kantor Perwakilan Polres Kepulauan Seribu, dikeluarkan keranda jenazah yang sudah ditutupi kain hijau.

Sejumlah anggota polisi memasukkan keranda jenazah tersebut ke ambulans yang sudah siap di depan gerbang. Pada pukul 13.45 WIB, ambulans langsung bertolak ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

Ambulans diikuti mobil operasional RS Polri yang berisi beberapa anggota Tim Kedokteran Forensik.

Di sisi lain, sebelum mayat dibawa dengan ambulans, petugas dari Tim Puslabfor Bareskrim Polri juga membawa beberapa kantong dari dalam Kantor Perwakilan Polres Kepulauan Seribu.

Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Kepulauan Seribu AKP Ashary Firmansyah mengatakan, pihaknya masih dalam proses pendalaman terkait kejadian tersebut.

Ashary belum bersedia mengungkap penyebab pasti terkait meninggalnya anggota Polres Kepulauan Seribu karena masih proses pendalaman. “Masih dalam proses bang, pastinya kami belum tau bang. Nanti kami kasih info ya bang,” ujar Ashary kepada Jurnalis Jakarta Utara.

BP2MI Ungkap Fakta Korban Penipuan TKW oleh Wowon Cs

Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdhani  mengungkap hasil investigasi yang dilakukan institusinya terkait kasus pembunuhan PMI yang diduga dilakukan Wowon cs.

Dia mengungkapkan dari hasil investigasi BP2MI, dari 11 nama yang disebutkan oleh pihak Polda Metro Jaya, hanya tiga nama PMI yang masuk di dalam data lembaganya.

“Kami sudah memberikan keterangan data yang dianggap penting. Dari 11 TKW yang disebut dibanyak media, hanya ada 3 nama di sistem BP2MI,” kata Benny dikutip Selasa (31/1/2023).

Dari 11 PMI tersebut, ada dua orang yang dibunuh, lima berada di luar negeri, dua orang di Jakarta, dan dua orang belum diketahui keberadaannya.

Benny menjelaskan kelima PMI yang berada di luar negeri tersebut diduga berangkat secara ilegal, dan tersebar di Mesir hingga Dubai.

“Yang masih berada di luar negeri, Evi Lusiana diduga di Dubai asal bandung, Yeni Nursa’adah diduga berada di Mesir asal Cianjur, Hamidah Nursilah diduga berada di Riyadh asal Cianjur,” ujarnya.

Dia mengatakan BP2MI masih menyelidiki terkait dua PMI yang belum diketahui keberadaannya yaitu atas nama Nene dan Sulantini.

“Kami menyerahkan sepenuhnya kepada Polda Metro Jaya. Ini ada 5 nama yang masih ada di luar negeri. Tapi karena keberangkatannya un-prosedural, itu yang sulit kita lacak,” ucap Benny.

Dia mengungkapkan berdasarkan hasil koordinasi antara institusinya dengan Polda Metro Jaya, lokasi keberadaan PMI tersebut sudah terindentifikasi.

Sebelumnya, dua PMI yang diduga korban pembunuhan Wowon Cs belum diketahui keberadaannya. Polda Metro Jaya bekerja sama dengan BP2MI untuk menelusuri keberadaan kedua PMI tersebut.

“Ditreskrimum Polda Metro Jaya bekerja sama dengan BP2MI untuk menelusuri keberadaan para TKW korban penipuan serial killer Wowon cs, khususnya terhadap nama-nama yang saat ini belum diketahui keberadaannya,” jelas Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi saat dikonfirmasi wartawan, Ahad (29/1/).

Kedua TKW ini, Neuneu dan Epi asal Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, masih ditelusuri keberadaannya. Kedua TKW ini diduga korban penipuan Wowon cs.

Penyidik Masih Selidiki 2 TKW Hilang, Yang di duga korban Wowon cs

Dua orang tenaga kerja wanita (TKW) ‘menghilang’ diduga menjadi korban serial killer Wowon cs. Saat ini polisi masih menelusuri keberadaan dua orang TKW tersebut.

“Saat ini kami masih fokus mencari dua orang TKW yang hingga saat ini belum bisa diketahui keberadaannya,” kata Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi, Sabtu (28/1/2023).

Hengki mengatakan kedua TKW ini, Neneu dan Epi asal Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, masih ditelusuri keberadaannya.

“Kami masih mencari keluarganya. Sedang kami telusuri jejak terakhirnya,” ujar Hengki.

Ditambahkan Hengki, kedua TKW ini diduga korban penipuan Wowon cs. “Mereka juga kena penipuan. Makanya ini kami sedang selidiki lagi,” imbuh Hengki.

Tenaga kerja wanita (TKW) korban serial killer Wowon cs mendatangi Polda Metro Jaya malam tadi. Mereka mengadukan bahwa ada rekannya sesama TKW yang hilang dan diduga berkaitan dengan Wowon cs.

“Sampai saat ini saya masih mencari teman saya, sahabat saya Neuneu beserta Epi masih dicari keberadaannya, saya belum tahu dimana mereka berada sekarang,” kata salah satu TKW bernama Hana di Polda Metro Jaya, Kamis (26/1) tadi malam.

Hana meminta pihak kepolisian mencari tahu keberadaan korban lain dalam kasus tersebut. Hana berharap teman-teman sesama TKW tidak menjadi korban kekejaman Wowon cs.

“Dan semoga semuanya ini menjadi pelajaran yang amat sangat dalam dan cukup kami yang mengalami ini semua jangan sampai ada korban lain. Semoga terungkap sampai tuntas dan semoga teman kami pun ditemukan keberadaannya. Sampai sekarang belum ada kabar semoga ada tindak lanjutnya saya terima kasih pada pihak berwajib yang sudah membantu,” ucapnya.

2 Sahabat TKW Korban Wowon Belum Ditemukan

Tenaga Kerja Wanita (TKW) bernama Hanna mengatakan bahwa hingga saat ini dua sahabatnya belum juga ketemu usai ditipu penggandaan kekayaan oleh Wowon Cs. Hanna sendiri merupakan salah satu korban ditipu Wowon alias Aki.


Hanna terus menangis ketika dirinya harus menjelaskan bahwa dua sahabatnya yang bernama Evi dan Nene belum juga diketemukan usai ditipu Wowon Cs. Tangisan Hanna pecah ketika dirinya berada di Polda Metro Jaya pada Kamis 26 Januari 2023 malam.


“Sampai saat ini saya masih mencari teman saya sahabat saya Nene beserta Evi masih dicari keberadaannya. Saya belum tahu di mana mereka berada sekarang,” ujar Hanna sembari menangis di Polda Metro Jaya pada Kamis 26 Januari 2023 malam.


Usai menjadi korban penipuan oleh Wowon Cs, Hanna mengatakan bahwa ini merupakan pelajaran yang cukup berharga, pasalnya ia harus tertipu dengan nilai uang Rp 75 juta

“Semoga semuanya ini jadi pelajaran yang amat sangat dalam dan cukup kami yang mengalami ini semua jangan ada korban lain,” ucapnya.


Diberitakan sebelumnya, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi trunoyudo Wisnu Andiko mengemukakan, Siti Fatimah dan Yeni juga menjadi perekrut para tenaga kerja wanita (TKW) untuk ikut ritual penggandaan kekayaan Wowon Erawan alias Aki cs serial killer.


Siti adalah seorang TKW yang juga jadi korban pembunuhan Wowon cs. Sementara Yenimeru pakan istri dari tersangka lain dalam kasus ini, yaitu M. Dede Solehudin. Yeni juga TKW yang ditipu Wowon cs. Adapun sembilan TKW lainnya yaitu Farida, Aslem, Hanna, Entin, Hamidah, Evi, Yanti, Nene, Sulastini “Dari hasil pemeriksaan terhadap dua saksi (Hana dan Aslem) diketahui bahwa untuk mayoritas korban diperkenalkan modus penggandaan uang ini dari Yeni dan Siti,” ujar Trunoyudo kepada wartawan, Kamis, 26 Januari 2023.


Trik yang dipakai oleh Wowon untuk menjaring korban yaitu mereka mengaku bisa menggandakan nominal uang yang dimasukan ke dalam amplop. Dengan terungkapnya nama Siti dan Yeni selaku perekrut TKW, total ada tiga perekrut. Satu lagi yaitu istri keenam tersangka Wowon, Ai Maemunah.

“Bahwa pada awalnya Wowon mempraktekkan modus penggandaan uang dengan menggunakan amplop. Di mana amplop yang dimasukkan uang oleh korban ditukar jumlah uangnya berkali lipat dari jumlah uang yang dimasukkan korban hingga kemudian korban percaya penggandaan uang tersebut,” katanya

Terungkap..! Yeni Korban Penipuan Wowon Cs Merupakan Istri Dede Solehudin

Pihak penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya terus mengungkap misteri pembunuhan berantai Cianjur – Bekasi dengan tiga tersangka yakni Wowon Erawan alias Aki, Solihin alias Duloh, dan Dede Solehudin. Didapati bahwa aksi penipuan berupa penggandaan uang yang dilakukan oleh tiga tersangka tersebut menyeret 11 orang tenaga kerja wanita (TKW).

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan dari korban 11 TKW itu seorang diantaranya bernama Yeni yang merupakan istri dari tersangka Dede.  “Salah satunya istri dari pelaku Dede, Yeni merupakan TKW yang ada di Arab Saudi,” kata Trunoyudo kepada awak media, Jakarta, Kamis (26/1/2023). Trunoyudo menuturkan keberadaan Yeni pada pusaran modus penipuan penggandaan uang itu sontak membuat percaya dua korban lain yakni Hana dan Aslem.  Lantas kedua korban tersebut pun tertipu daya oleh tiga tersangka dalam modus penipuan berupa penggandaan uang.

 “Siti kan mengenalkan ke Hana, Hana yakin karena ada Yeni bagian dari itu juga ikut menanamkan juga. Padahal yang mengumpulkan hartanya adalah si Dede. Berarti istri ditipu oleh suami,” kata Trunoyudo.

Khusus untuk Aslem saja kurang lebih sudah Rp288 juta. Sedangkan untuk Hana memberikan keterangannya sudah disetorkan selama 2 tahun, ini berjumlah sebanyak Rp75 juta,” sambungnya.  Sebelumnya diberitakan, Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya mengungkap motif penipuan yang digunakan para tersangka kasus pembunuhan berantai Cianjur – Bekasi dengan tiga tersangka yakni Wowon Erawan alias Aki, Solihin alias Duloh, dan Dede Solehudin. 

Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi mengatakan para pelaku melakukan tindak penipuan dengan memperdaya para tenaga kerja wanita (TKW) tersebut dengan modus Multi Level Marketing (MLM).  “Sistemnya seperti MLM, mereka ada downline, dari Siti misal mengajak temannnya lagi untuk menggadakan uangnya,” kata Hengki di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (24/1/2023).

Hengki menuturkan para tersangka diduga memiliki aliran dana senilai Rp1 miliar dari hasil aksi penipuannya tersebut.  Menurutnya dana tersebut didapat para tersangka dari belasan tenaga kerja wanita (TKW) yang menjadi korban penipuannya.  “Ternyata hasil pemeriksaan kami, sementara ada 11 orang TKW yang menjadi korban penipuan,” kata Hengki dalam konferensi persnya di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (24/1/2023).

Berikut data korban TKW penipuan penggandaan uang oleh tersagka Wowon Cs : 1. Yeni 2. Farida (korban dibunuh)  3. Siti Fatimah (korban dibunuh)  4. Aslem 5. Entin 6. Hamidah 7. Evi 8. Hana 9. Yanti 10. Nene 11. Sulastini Berikut data korban pembunuhan berantai oleh tiga tersangka oleh Wowon Cs : Di TKP Bekasi : 1. Ai Maemunah istri dari Wowon 2. Riswandi Anak dari Ai Maemunah 3. Ridwan Abdul Muiz Anak dari Ai Maemunah Di TKP Cianjur : 1. Noneng selaku Ibu dari Wiwin dan Mertua Wowon 2. Wiwin selaku Istri dari Wowon  3. Bayu selaku balita usia 2 tahun anak Wowon dan Ai Maimunah  4. Farida selaku Tenaga Kerja Wanita (TKW)  5. Halimah istri Wowon yang juga ibu kandung Ai Maimunah Di TKP Garut :  1. Siti selaku TKW

Jasad Korban Pembunuhan Wowon Cs Dikubur Saat Covid, Polisi Autopsi Ulang

Jasad Siti yang merupakan salah satu korban pembunuhan berantai Bekasi dan Cianjur oleh Wowon Cs dimakamkan pada saat Pandemi Covid-19.

Hal tersebut diketahui ketika penyidik telah membongkar makam atau ekshumasi Siti dan jasadnya berada di dalam peti dengan keberadaan dibungkus plastik sesuai Protokol Kesehatan Covid-19.

“2021 masih pandemi Covid-19,” kata Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya, AKBP Indrawienny Panjiyoga kepada wartawan, Rabu (25/1).

Panjiyoga juga menyebut pada saat Siti ingin dimakamkan, pihak keluarga menerima jasad tersebut yang sudah ada di dalam peti. Mereka bahkan tidak dibolehkan untuk dibuka.

“Karena kan pada saat pemakaman, keluarganya kan tidak melihat jenazah karena pada saat itu masih pandemi covid-19,” ujarnya.

“Kan pandemi covid-19, jadi keluarganya menerima jenazah pada saat sudah dalam peti terus sudah diwraping dan enggak boleh dibuka,” tambahnya.

Kendati begitu, pihak kepolisian akan membawa jasad dari Siti ke rumah sakit untuk diautopsi agar mengetahui apakah itu jasad Siti yang dimakamkan atau bukan.

“Itu kan kita ambil dari sampel tanah per 30 cm penggalian kita ambil, terus jenazahnya kita bawa ke rumah sakit untuk diotopsi sama diambil sampel DNA untuk itu betul gak Siti yang dimakamkan,” imbuhnya.

Sebagai informasi, Hari ini, Rabu (25/1) polisi akan menggali kembali salah satu makam  korban pembunuhan berantai Wowon Cs yakni Halimah.

Penggalian makam atau ekshumasi ini akan dilakukan di Cililin, Bandung Barat, Jawa Barat. Untuk diketahui, Halimah ini merupakan ibu dari Ai Maimunah yang tak lain adalah istri Wowon yang ditemukan sudah tewas dalam keadaan keracunan di Bekasi, Jawa Barat.

“Besok (Hari ini) akan diadakan ekshumasi di Cililin Bandung terhadap korban almarhumah Halimah,” Kata Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi, Selasa (24/1).

Hengki menyebut alasan penggalian makam tersebut guna mencari serta agar mendapatkan fakta-fakta terbaru dari kasus pembunuhan berantai yang dilakukan oleh Wowon Cs.

Gandeng KPAD, Polisi Pulihkan Trauma Anak Korban ‘Serial Killer’ di Bekasi

Polisi tengah berkoordinasi dengan Komisi Perlindungan Anak (KPA) untuk memulihkan trauma seorang anak inisial NAS (5) yang hampir menjadi korban kekejian pembunuhan berantai di Bekasi oleh Wowon Cs.

Diketahui, NAS merupakan anak dari pernikahan Wowon dan Ai Maemunah, korban tewas pembunuhan berantai di Bekasi. Ai dibunuh oleh Dede Solehudin dengan cara diracun oleh partner in crime Wowon.

“Kita lakukan koordinasi antara dengan KPA Daerah Bekasi kota untuk menghilangkan traumatis dan menghilang memori yang memori yg bersifat negatif,” ungkap Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko kepada wartawan, Selasa (24/1/2022).

Lebih lanjut Trunoyudo menjelaskan, kepolisian juga sudah berkomunikasi dengan pihak keluarga korban agar untuk sementara waktu NAS berada di bawah pengawasan penuh KPAD Bekasi Kota.

“Ada penanganan khusus, namun pihak keluarga sudah dihubungi dan berkordinasi dengan pihak Polres Metro Bekasi kota dan bersedia perawatan nanti ditangani oleh KPAI Bekasi kota,” tukasnya

Kombes Hengki Sebut TKW Korban Penipuan Wowon Cs Berjumlah 11 Orang

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Hengki Haryadi mengatakan, tenaga kerja wanita (TKW) yang menjadi korban penipuan tersangka pembunuhan berantai alias serial killer, Wowon cs berjumlah 11 orang.  Hal itu diketahui Hengki setelah pihaknya membagi klaster TKW yang menjadi korban pembunuhan maupun penipuan dari Wowon cs.

“Hasil pemeriksaan kami, sementara ada 11 orang TKW yang menjadi korban penipuan yang mengirimkan sejumlah uang ke tersangka Dede dan kemudian digunakan oleh tiga orang ini,” kata Hengki kepada wartawan, Selasa, 24 Januari 2023.

Hengki mengatakan, para TKW itu mengirimkan uang kepada Wowon cs melalui dua cara. Pertama, pengiriman melalui rekening. Kedua, lewat western union atau sejenis wesel yang uangnya bisa diambil di kantor pos ataupun pegadaian.

Hengki menyebutkan, pihaknya masih menyelidiki western union tersebut untuk mengetahui secara pasti jumlah TKW yang menjadi korban penipuan dan masih berada di luar negeri.

“Kami selidiki berapa korban penipuan dari TKW yang ada di luar negeri, oleh karenanya kami sudah deteksi ada berapa orang yang bisa kami hubungi. Empat orang sudah kita hubungi saat ini masih di luar negeri,” ujar Hengki.

“Kemudian beberapa orang sudah kembali ke Indonesia dan dalam perjalanan ke Polda Metro Jaya untuk kita ambil keterangan tiga orang. Sisanya masih kita cari, kami akan hubungi keluarga yang sudah kembali ke Indonesia untuk mencari keberadaan korban penipuan ini,” katanya. 

Sebelumnya diberitakan, polisi menemukan fakta baru terkait kasus pembunuhan berantai atau serial killer yang dilakukan Wowon cs. Terdapat temuan uang senilai Rp1 miliar yang dimiliki tersangka pembunuhan berantai tersebut.

Polisi akan Membongkar Makam Halimah, Selidiki Penyebab Kematian Istri Kedua Wowon

Polisi berencana akan melakukan ekshumasi atau membongkar makam Halimah untuk mengetahui penyebab kematian istri kedua Wowon tersebut.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan melalui penyidikan diketahui Halimah sudah meninggal dunia pada tahun 2016. Halimah pada saat itu dimakamkan di Cililin, Kabupaten Bandung Barat.

“Dengan adanya beberapa korban terhadap kejadian ini yang paling awal penyidik dapatkan dari proses penyelidikan hingga ke penyidikan itu 2016 terhadap korban Halimah yang dimakamkan di Cililin, Bandung Barat,” kata Trunoyudo kepada awak media, Senin (23/1).

Pada saat itu, pihak keluarga mengetahuinya Halimah meninggal dikarenakan sakit. Namun, penyidik belum mengungkapkan penyebab kematiannya. Karena it, Yudo menyebut akan melakukan ekshumasi kepada Halimah guna mengetahui penyebab kematiannya.

“Dengan cara pada saat itu diduga sakit, diserahkan kepada keluarga kemudian dimakamkan dalam hal ini proses penyelidikan belum terhenti tidak menutup akan dilakukan ekshumasi,” ujarnya.

Sebagai informasi, pihak kepolisian masih melakukan pengembangan terkait kasus pembunuhan berantai yang dilakukan Wowon Cs. Para pelaku melakukan pembunuhan dengan cara meracuni dan dicekik, hingga lalu dikubur.

Pantauan apahabar.com di lokasi pihak kepolisian dari Polda Metro Jaya dan Polres Bekasi melakukan penyisiran dan olah TKP di rumah pelaku Wowon dan Solihin, Jumat (20/01).

Keduanya bertempat tinggal di Kampung Babakan Mande, Desa Gunungsari, Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi Mengatakan pihaknya kembali mendatangi TKP untuk melakukan observasi dan autopsi psikologi terkait kasus pembunuhan berantai Bekasi-Cianjur yang dilakukan Wowon, Solihin dan Dede Solehuddin.

Polisi berhasil mengungkap modus kasus pembunuhan Wowon Cs yang Berakhir Jadi Serial Killer

Polisi berhasil mengungkap modus kasus pembunuhan berantai atau serial killer oleh Wowon Erawan (60) dan kawan-kawan. Wowon cs rupanya langsung mengeksekusi para korban saat ditagih hasil penggandaan uang tersebut.

Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi menjelaskan bawa para pelaku menghimpun dana dari para korban dengan iming-iming penggandaan uang.

Para korban beberapa di antaranya adalah seorang TKW yang pernah mengirimkan uang. Mereka pun histeris saat mengetahui bahwa Wowon cs ternyata adalah tersangka pembunuhan berantai di Bekasi dan Cianjur.

Polisi masih melakukan pemeriksaan TKW yang pernah melakukan transaksi transfer uang dengan Wowon. Terdapat TKW yang telah mengirimkan uang kepada Wowon sejak beberapa tahun yang lalu.

Sebagai informasi, tersangka Wowon dalam melancarkan aksinya dibantu oleh Solihin alias Duloh (63) dan Dede Sholehudin alias Dede (34). Tugas Dede adalah menghimpun dana dari para TKW. Sementara itu, Duloh adalah dukun yang mengaku bisa menggandakan uang.

Para TKW berani melakukan transfer uang tersebut karena dijanjikan saat kembali ke Indonesia, pihaknya akan memperoleh rumah yang bagus dan penggandaan uang. Polisi menemukan dana hingga Rp1 miliar dari rekening Dede.

Dede diduga menampung dana dari pada korban karena ATM-nya dipegang oleh Wowon. Dana tersebut ditransfer ke rekening atas nama Dede Sholehudin. Dede awalnya merupakan korban, kemudian ia menjadi tersangka dalam kasus ini.

Tak hanya dari para TKW, jumlah total korban yang dibunuh yakni 9 orang tersebut ada yang masih berhubungan keluarga dengan Wowon. Para korban dibunuh dengan cara diberi kopi racun, dicekik, dan lain sebagainya.

Para korban yang dihabisi di Bekasi adalah Ai Maemunah (40), istri Wowon. Lalu ada Ridwan dan Riswandi yang merupakan anak Ai Maemunah dengan mantan suaminya Didin.

Selanjutnya, korban yang dihabisi di Cianjur adalah Noneng selaku mertua Wowon. Kemudian Wiwin yang merupakan istri pertama sekaligus putri tiri Wowon. Ditambah Bayu selaku anak Ai Maemunah dan Wowon.

Tak hanya itu, Farida seorang TKW, dan Halimah selaku istri siri Wowon yang merupakan ibunda Ai Maemunah juga dihabisi di Bekasi. Selanjutnya, korban yang dibunuh dan dikubur di Surabaya adalah Siti selaku TKW dengan cara dibuang ke laut.

Diketahui pula, ternyata Siti seorang TKW itu  menyuruh sang mertua, Noneng untuk mendorong Siti ke laut. Siti dan Farida diduga menjadi korban pertama dari rangkaian aksi pembunuhan tersebut. Jasad Siti pun ditemukan warga dan dimakamkan di Garut.